Badak Bersatu Gelar Aksi Jilid 2 Di Depan Kantor Dinas Pendidikan Banten, Desak Transparansi Dan Keadilan
Daftar Isi
Serang, 20 Januari 2025 – Koalisi Barisan Depan Anti Koruptor Bersatu (Badak Bersatu) kembali menggelar aksi unjuk rasa jilid 2 di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten. Puluhan massa, yang dipimpin oleh Koordinator Lapangan Adi Muhdi, menuntut transparansi dan keadilan atas dugaan korupsi serta penyimpangan yang mencoreng dunia pendidikan di Banten.
Dalam orasinya, Adi Muhdi menegaskan bahwa aksi ini adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan apatisme pemerintah. “Kami tidak akan diam! Dunia pendidikan di Banten telah dijadikan ladang korupsi oleh oknum tertentu. Kami datang untuk memastikan mereka bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi!” tegasnya dengan suara lantang.
Dugaan Penyimpangan yang Diungkap
Aksi jilid 2 ini membawa sejumlah temuan baru terkait dugaan penyimpangan di Dindikbud Banten:
1. Praktik Jual Beli Jabatan
Dugaan transaksi dalam pengangkatan 23 kepala sekolah tanpa rekomendasi Kementerian Pendidikan mencuat. “Guru berprestasi disingkirkan, sementara yang membayar uang pelicin mendapatkan jabatan,” kata Adi Muhdi.
2. Penyalahgunaan Dana BOS dan BOSDA
Dana yang semestinya digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar diduga diselewengkan. “Kemana uang itu? Kesejahteraan guru dan fasilitas siswa masih jauh dari layak,” tambahnya.
3. Mark-up Proyek Fasilitas Sekolah
Proyek pembangunan fasilitas SMK di Kota Serang dengan anggaran Rp1,3 miliar diduga dimark-up, sementara pengawasan proyek dianggap tidak transparan.
4. Pungutan Liar di Sekolah
Orang tua siswa disebut masih dibebani pungutan tidak wajar, meskipun sudah ada dana BOS dan BOSDA. “Ini penghinaan terhadap kepercayaan masyarakat,” ujar Adi.
Desakan terhadap Pemerintah dan Aparat Hukum
Dalam aksinya, massa mendesak Penjabat (PJ) Gubernur Banten untuk mencopot Kepala Dinas Pendidikan jika tidak mampu memberikan transparansi dan akuntabilitas. Mereka juga meminta Kejaksaan Tinggi Banten menyelidiki dugaan korupsi yang disampaikan.
“Kami ingin tindakan nyata! Tindak tegas semua yang terlibat tanpa pandang bulu. Jika tidak, kami siap menggelar aksi yang lebih besar,” ancam Adi Muhdi.
Komitmen Menyelamatkan Pendidikan
Adi Muhdi menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar protes, melainkan upaya menyelamatkan dunia pendidikan di Banten. “Kami tidak ingin generasi muda Banten dirusak oleh sistem yang korup. Pendidikan adalah kunci masa depan, dan kami akan terus berjuang hingga keadilan ditegakkan,” pungkasnya.
Aksi yang berlangsung damai ini diwarnai semangat tinggi dari para peserta. Mereka berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga pemerintah dan aparat hukum mengambil langkah nyata untuk memberantas korupsi di Dindikbud Banten.
(Adhi Achonk/Red)